Minggu, 21 November 2010

PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM

PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. QS.Adzariat 56
Al Qur’an telah menjelaskan bahwasanya tugas manusia di dunia selain sebagai khalifah- pemimpin di bumi ini, juga berkewajiban untuk beribadah kepadaNya. Namun bukan berarti seperti analogi pikiran manusia yang sempit, landasan perintah tidaklah ditarik kesimpulan bahwa Allah membutuhkan manusia sebagai bukti kekuasaaNya. Ayat lain yang memperjelas ketentuan Allah mengenai hal ini disebutkan dalam surat yang sama, ayat selanjutnya, yaitu ayat 57.

“Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan”.QS.Adzariat : 57
Allah sama sekali tidak membutuhkan penyembahan dalam bentuk apapun, pada dasarnya manusialah yang sangat membutuhkannya.

Berbagai sumber mengatakan bahwa ibadah ( dari kata 'abada : yang berarti menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah ( naluri ) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua merupakan ibadah. Lawan ibadah adalah ma'syiat.
Ibadah ada dua macam :
1.Ibadah Maghdhah ( khusus )
Penjelasan secara singkatnya yaitu ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detil dan biasanya bersifat ritual. Maksudnya dalam pelaksanan telah ditentukan syaratnya, diperinci dengan berbagai hal hingga sebegitu detailnya dan pelaksanaannya lebih kepada penunaian secara ritual, ibadah nyata yang nampak secara dzahir-jelas. Pelaksaannyapun cenderung mengingat, prinsipil. Misalnya : shalat, zakat, puasa, haji, qurban, aqiqah. Ibadah   jenis ini tidak banyak jumlahnya.
2. Ibadah Ghairu Maghdhah ( Mu’amalah )
Yaitu ibadah dalam arti umum, segala perbuatan baik manusia. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat secara detil, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah/anjuran, dan prisnip-prinsip umum saja. Ibadah dalam arti umum misalnya : menyantuni fakir-miskin, mencari nafkah, bertetangga, bernegara, tolong-menolong, dll.
  1. Iman kepada Allah dan Hari akhir karenanya amal orang kafir seperti fatamorgana seperti dalam QS.Al Baqarah ayat 56 sebagai berikut  .

62.  Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[57], hari Kemudian dan beramal saleh[58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[56]  Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57]  orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
[58]  ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
  1. Didasari niat ikhlas (murni) karena Allah, sebagaimana hadis :
Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. dan bagi segala sesuatu tergantung dari apa yang ia niatkan.
  1. Dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah.
Sesuai dengan syariat, tidak dikurangi ataupun dilebihkan bahkan atas hasil pemikiran sekelompok alim ulama sekalipun.

Untuk ibadah maghdhah :
harus sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis, Kreativitas justru dilarang. Sehingga berlaku prinsip " Segala ssesuatu dilarang, kecuali yang diperintahkan". Kita dilarang membuat ritus-ritus baru yang tidak ada dasarnya.
Untuk mu'amalah :
harus sesuai dengan jiwa dan prinsip prinsip ajaran Islam. Pelaksanaannya justru memerlukan kreativitas manusia. Sehingga berlaku prinsip " Segala-sesuatu boleh, kecuali yang dilarang"
            Sesungguhnya dasar ibdah hanya berupa pembinaan diri menuju ketaqwaan ( QS.Al Baqarah : 21 )

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”, QS.Al Baqarah : 21
Setiap upaya ibadah memiliki pengaruh positif terhadap keimanan, lawanya adalah maksyiat yang berpengaruh negatif terhadap keimanan.
Iman bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman dengan ibadah, berkurang karena ma'syiat (Hadis)
            Setiap ibadahpun memiliki kemanfaatan berupa :
  1. Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar

”Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS.Al Ankabut : 45
  1. Puasa untuk mencapai taqwa (2 :183)

Orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, QS.Al Baqarah 183
  1. Zakat untuk mensucikan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak  (QS.At-Taubah 103 )
  2. Haji sebagai sarana pendidikan untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor. ( QS.Al Baqarah 197 )

0 komentar: